REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —Hidup di Indonesia yang terletak di Ring of Fires dengan tiga lempeng dunia aktif mengapit menjadi potensi bencana alam gempa bumi yang bisa terjadi sewaktu-waktu, membuat masyarakat Indonesia perlu memiliki kecakapan dalam menghadapi bencana alam.
Tidak hanya siaga menghadapi gempa bumi, bencana lain seperti banjir, gunung meletus, kebakaran hingga Tsunami, penting bagi masyarakat memiliki pengetahuan dan kesadaran kesiapsiagaan.
Kali ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Provinsi DKI Jakarta bersama Mahasiswa Master of Management in Communication Universitas Trisakti mengadakan simulasi bencana menyasar dua sekolah di Jakarta Timur yaitu SD Negeri 02 Setu dan SMP Islam Al Azhar 19 Cibubur pada 9-10 Januari 2019.
Simulasi di SDN 02 Setu ini diikuti oleh semua siswa yang berjumlah 120 orang anak dan 15 guru. Kepala Sekolah SDN 02 Setu Jakarta Timur, Widiyono mengatakan panduan SOP kebencanaan ini merupakan pertama kali dilakukan di sekolah.
Sudah sejak lama pihak sekolah mengagendakan agar guru-guru mendapatkan pengetahuan yang benar tentang bagaimana melakukan evakuasi dan panduan menyusun tim siaga bencana di sekolah.
Berbeda dengan kegiatan yang dilakukan di SMP Islam Al Azhar 19, sebanyak 30 orang terdiri dari guru hingga pihak keamanan sekolah serta 470 siswa mengikuti simulasi kesiapsiagaan bencana dilengkapi tim Pemadam Kebakaran.
Priyadi Suprapto Spd. selaku Kepala Sekolah SMP Islam Al Azhar 19 Jakarta mengatakan, bahwa program ini sangat bagus bagi pihak-pihak sekolahnya, ia mengharapkan kedepannya sekolah ini sudah memiliki SOP, rambu-rambu dan tanda bencana.
Tri Indrawan sebagai Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD DKI Jakarta yang hadir dalam acara mengatakan dengan adanya sinergi pihak sekolah dengan BPBD dapat menyampaikan sosialisasi kesiaga bencana bagi pihak-pihak sekolah dan siswa, dengan harapan anak-anak sudah terbiasa menghadapi bencana serta mengurangi dampak kepanikan sehingga mengurangi resiko bencana.
BPBD dan pihak Dinas Kebakaran sepakat bahwa pihak-pihak sekolah harus sadar betul sebab pihak sekolah menjadi penganggungjawab penuh stakeholdernya, menjaga dengan baik anak didiknya.
"Pihak sekolah harus memiliki SOP kebencanaan, manfaatkan tim kami untuk menuyusun indikator untuk disepakati bersama. Harapan kami kedepannya pihak sekolah baik guru mapun siswa dapat menjadi kepanjangtanganan kami dalam mensosialisasikan ilmu kesiapsiagaan bencana kepada orang-orang terdekat" tutur Tri saat pembukaan workshop.
Edukasi bencana sejak dini sangat perlu dilakukan sebagai pembelajaran dan pengenalan terhadap mitigasi bencana. Harapannya agar masyarakat dari anak-anak hingga dewasa tahu dan paham bagaimana melakukan prosedur penyelamatannya.
Bencana alam di Indonesia adalah sebuah keniscayaan dan sangat mungkin terjadi berulang. Yang perlu kita lakukan adalah menjaga kesadaran bersama, pemahaman dan sikap positif terhadap situasi bencana agar dapat meminimalkan dampak dan korban.
http://bit.ly/2H4qlvM
January 10, 2019 at 03:41PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2H4qlvM
via IFTTT
No comments:
Post a Comment