REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Forum Komunikasi Santri Purbalingga dengan Kementerian Kominfo menggelar Halaqah Kebangsaan di Purbalingga, Sabtu (16/3). Salah satu yang menjadi tema halaqah adalah masalah peredaran hoaks atau berita bohong.
Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Gun Gun Siswadi, dalam acara itu meminta agar para santri tidak mudah terpapar hoaks atau berita bohong. "Para santri bahkan harus bisa memilah dan memilih informasi, dan melawan hoaks yang tersebar di media sosial," jelasnya.
Dia menyebutkan, penyebaran hoaks atau berita bohong melalui media sosial saat ini, sudah mencapai tingkat darurat. "Untuk itu, upaya menangkalnya tidak cukup dilakukan Kemenkominfo. Melainkan juga menjadi tanggung jawab semua pihak, termasuk para santri, ustadz dan dai di sini," katanya.
Untuk memastikan apakah informasi yang tersebar di media sosial masuk kategori hoaks atau bukan, Gun gun menyebutkan, para santri bisa membaca informasi dari media mainstream sebagai pembanding. "Dengan demikian, sebelum informasi yang mereka dapat dan didistribusikan, bisa diperoleh kepastian akan informasi itu hoaks atau bukan," jelasnya.
Anggota Komisi I DPR Taufiq R Abdullah yang hadir dalam acara itu, mengatakan semua komponen bangsa harus peduli dengan fenomena hoaks yang efeknya luar biasa. "Hoaks bisa menimbulkan perpecahan. Sayangya, hoaks ini sering kali disebarkan orang tanpa menyadari dirinya ikut menjadi penyebar hoax," katanya.
Untuk itu, Taufiq berharap agar para santri sebagai bagian dari komponen bangsa dan mayoritas, jangan sampai ikut terpengaruh hoaks. "Santri dalam melakukan apa pun selalu didasari nilai-nilai keagamaan. Jadi apa yang disampaikan oleh santri, harus bisa dipercaya," katanya.
https://ift.tt/2O9tWZb
March 17, 2019 at 11:25PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2O9tWZb
via IFTTT
No comments:
Post a Comment