REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengumumkan tim nasional (timnas) akan melakoni dua pertandingan dalam laga persahabatan internasional FIFA pada pertengahan Juni 2019. Timnas dijadwalkan menghadapi Yordania dan Republik Vanuatu. Timnas Indonesia sendiri mulai menjalani pemusatan latihan pada 28 Mei mendatang.
Pada laga pertama, tim besutan Simon McMenemy akan bertandang ke markas Yordania pada 11 Juni 2019. Selanjutnya, giliran timnas Indonesia yang menjamu Republik Vanuatu pada 15 Juni 2019. Rencananya, laga tersebut akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Praktis perhatian masyarakat lebih tertuju pada timnas Vanuatu.
Republik Vanuatu adalah sebuah negara kepulauan di Samudra Pasifik bagian selatan. Negara ini berbatasan langsung dengan Australia di sebelah timur, Kaledonia Baru di sisi timur laut, Fiji di sisi barat, dan Kepulauan Solomon di sisi selatan. Vanuatu memiliki luas mencapai 12.199 kilometer persegi dan Port Villa adalah Ibu Kota negara tersebut.
Belakangan, hubungan diplomatik Indonesia dengan Vanuatu sempat memanas. Itu karena pada awal 2019, delegasi Vanuatu ketahuan menyelundupkan aktivis kemerdekaan Papua Barat, Benny Wenda, dalam sidang Komisi Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss. Pada kesempatan tersebut, Benny menyerahkan petisi dukungan kemerdekaan yang ia klaim ditandatangani oleh sekitar dua juta penduduk Papua Barat.
Ini bukanlah kali pertama Pemerintah Vanuatu mengusik ketenangan Indonesia. Pada 2017 silam, Vanuatu bersama enam negara Pasifik lainnya, yakni kepulauan Solomon, Tonga, Tuvalu, Nauru, serta Pulau dan Kepulauan Marshall menggelar pertemuan di Brussels dengan agenda pembahasan penentuan nasib sendiri untuk Papua Barat.
Aksi dukungan terhadap kemerdekaan Papua Barat itu pun pernah berlanjut di forum PBB pada Oktober 2018. Kala itu, Vanuatu dan dua negara Pasifik menuduh Indonesia melakukan pelanggaran HAM di Papua Barat. Mereka juga menyuarakan dukungan untuk kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka. Sontak saja, munculnya Vanuatu sebagai lawan tanding mengundang banyak sorotan masyarakat.
Pengamat sepak bola nasional, Vino Hanafi. menilai keputusan PSSI menjadikan Vanuatu sebagai lawan pada laga persahabatan ini tidak ada kaitannya dengan hubungan diplomatik kedua negara. Vino mengakui, sikap Vanuatu sebagai salah satu negara Pasifik yang mendukung kemerdekaan Papua Barat sangat mengusik.
Namun, dia meyakini pemilihan ini murni untuk menaikkan peringkat timnas Indonesia di FIFA yang kini bercokol di posisi ke-159. Menurut dia, Vanuatu yang berada di peringkat ke-166 FIFA adalah lawan yang paling memungkinkan untuk dikalahkan.
"Karena, banyak manfaatnya ketika peringkat Indonesia naik lebih tinggi lagi, misalnya pemain kita lebih dipandang di kompetisi-kompetisi Eropa. Kemudian, mungkin lebih gampang lagi cari lawan tanding yang lebih punya nama, ya memang harus dinaikkan,\" kata Vino kepada Republika.
Vino menilai, secara letak geografis Vanuatu yang berada di Pasifik memang tidak terlalu jauh untuk didatangkan ke Indonesia. Itu karena Indonesia juga pernah mendatangkan Fiji meskipun Indonesia gagal meraih kemenangan saat itu. Kemungkinan lainnya, kata dia, hanya Vanuatu yang tersedia untuk diajak bertanding.
Bahkan, dia mencoba mencari hubungan pada pelatih dari kedua tim. Saat ini, timnas Vanuatu dibesut oleh Paul Munster yang memiliki lisensi pro UEFA 2018 setelah sebelumnya memiliki lisensi A UEFA pada 2016 dan lisensi B pada 2013. "Entah ada hubungan darah atau kenal satu sama lain, pelatih timnas Indonesia dan Vanuatu sama-sama dari British, Simon dari Scotland, pelatih Vanuatu, Paul Munster dari Irlandia Utara. Mungkin karena ada kesamaan koneksi, jadi bisa aja karena itu," tuturnya.
Sementara itu, meski namanya masih asing di telinga pencinta sepak bola Indonesia, Vanuatu juga memiliki sebuah roda kompetisi olahraga sepak bola yang bernama Port Vila Football League (PVFL) atau Liga Vanuatu. Liga ini terbagi menjadi tiga kasta, Port Villa Premier League, Port Vila First Division, dan Port Vila Second Division.
Selain PVFL sebagai kompetisi utama, Vanuatu juga menggelar turnamen Port Vila Shield dan Port Vila FA Cup. Sebagai negara yang merupakan bagian dari Oseania, Vanuatu masuk dalam Oceania Football Confederation (OFC).
Ratu yakin timnas akan mendapatkan banyak manfaat dari laga melawan Vanuatu. Meski baru pertama kali berjumpa, timnas ditargetkan bisa memenangkan pertandingan. Untuk mewujudkan hal tersebut, pasukan Merah Putih telah diminta berkumpul dan menjalani latihan pada 25 Mei mendatang. Sekjen PSSI Ratu Tisha menjelaskan, Yordania dan Vanuatu adalah lawan yang dibutuhkan oleh timnas Garuda. \"Ini yang Vanuatu untuk strategi dalam hal peringkat. Kami harus melewati target pertama, yaitu tidak memulai prakualifikasi Piala Asia dari ronde pertama, tapi ronde kedua. Jadi, peringkat harus dibenahi dulu,\" ujar Ratu dalam peluncuran Liga 1, Senin (13/5).
Adapun soal laga melawan Yordania, Ratu menyebut itu dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan timnas. Andai bahkan bisa membawa pulang kemenangan, itu akan semakin baik untuk perbaikan peringkat timnas. \"Kami harap strategi ini berhasil, tim harus fokus," kata dia.
Rangkaian uji coba tersebut menjadi bagian persiapan timnas senior menuju Kualifikasi Piala Dunia 2022 dan kualifikasi Piala Asia 2023.
http://bit.ly/2LTm3tg
May 15, 2019 at 02:15PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2LTm3tg
via IFTTT
No comments:
Post a Comment