REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang tahu jika paparan sinar matahari dapat memiliki efek berbahaya termasuk meningkatkan risiko kanker kulit, terbakar sinar matahari, hingga penuaan kulit. Perlindungan dari matahari mutlak diperlukan. Akan tetapi bagaimana sebenarnya cara terbaik orang tua mengurangi risiko paparan sinar matahari buruk?
Para ahli menyarankan tindakan perlindungan lebih baik bisa mencakup mencari tempat teduh, menghindari paparan sinar matahari paling intens dan mengenakan topi atau pakaian untuk melindungi kulit. Hindari jam-jam terpapar sinar matahari, baik itu dengan menggunakan topi, pakaian, dan tabir surya yang tidak berlebihan.
Memang, bagi anak-anak, mereka mungkin saja merasa tidak nyaman akibat pakaiannya yang panas, atau anak tidak mau memakai pakaian pelindung matahari.
Dr Lawrence F Eichenfield, seorang profesor dermatologi dan pediatri di University of California yang juga mantan Presiden Society for Pediatric Dermatology menyarankan ortu memiliki perspektif luas tentang perlindungan ini. Ketika ortu tetap ingin memilih tabir surya sebagai cara yang dianggap aman untuk anak, perhatikan pula kandungannya.
Studi ilmiah masih mendukung penggunaan tabir surya yang mengandung titanium dioksida dan seng. Akan tetapi apabila tabir surya cenderung digunakan sebagai kosmetik, maka dikhawatirkan mengandung zat yang menyerap ke aliran darah. "Kandungan itu tidak menyerap ke dalam aliran darah, tetap di kulit, juga tidak menghalangi matahari, tidak ada bukti bahwa kandungan bisa diserap secara sistemik," lanjutnya.
Ada juga beberapa bahan kimia di tabir surya yang memicu kekhawatiran tentang efek lingkungan. Undang-undang di Hawaii yang akan mulai berlaku pada Januari 2021 melarang dua bahan kimia, oxybenzone dan octinoxate, yang dapat membahayakan karang.
Pada intinya ortu disarankan memilih tabir surya yang tepat. Karena kulit yang terpapar dan tidak dapat dilindungi oleh topi, tempat dan pakaian, maka mau tidak mau perlu proteksi dari pemakaian tabir surya.
Dr Miriam Weinstein, seorang dokter kulit anak di SickKids (Rumah Sakit untuk Anak Sakit) di Toronto, dan seorang profesor pediatri dan kedokteran di University of Toronto mengamini bahwa paparan sinar matahari berdampak pada karsinogenesis atau penuaan kulit. Efek tersebut bisa dirasakan pada jangka panjang.
Weinstein melihat tabir surya memang menjadi strategi yang paling banyak digunakan orang tua untuk melindungi anak-anak. Tapi dia menyarankan ortu memahami terlebih dulu apakah kulit anak tergolong lebih gelap atau lebih terang. Baru kemudian merinci praktik perlindungan yang paling cocok.
Dia menganggap cara itu lebih ideal.
"Idealnya frekuensi perlindungan matahari lebih besar pada kelompok pasien berkulit lebih terang," kata Weinstein.
Peneliti menemukan bahwa orang tua dari anak-anak yang berkulit terang melaporkan lebih banyak menggunakan tabir surya, kacamata hitam dan pakaian renang pelindung matahari. Kedua kelompok sebenarnya sama-sama melaporkan upaya mencari tempat teduh, tinggal di dalam ruangan selama jam sibuk, memakai topi atau menggunakan payung.
"Seperti apa pesan kita? Orang-orang dengan warna kulit yang lebih gelap kurang rentan, tetapi risiko buruk tetap ada. Dan karena ini semua tentang pengurangan risiko, mungkin ada cara untuk memberikan saran yang lebih terarah, lebih bermanfaat," lanjut Weinstein.
Dia menambahkan agar ortu pintar-pintar menemukan strategi yang tepat dan paling efektif. Pertama-tama, Weinstein mengatakan, khusus bayi, mungkin ortu perlu menjauhkan sinar matahari pada jam rentan terlebih dulu.
Gunakan topi, pakaian pelindung dan payung jika memang terdesak harus ke luar ruangan saat jam rentan. Tabir surya umumnya tidak direkomendasikan sama sekali untuk bayi di bawah enam bulan, meskipun menurut American Academy of Pediatrics, pemakaian dalam jumlah kecil dapat diterapkan jika sama sekali tidak ada cara untuk menghindari matahari.
Untuk anak-anak yang lebih besar, bisa ditambah kandungan UVA dan UVB serta SPF 30. Tetapi sebenarnya SPF yang lebih tinggi tidak diperlukan, meskipun mungkin bermanfaat bagi orang dengan kondisi khusus.
https://ift.tt/2ymxpwk
July 29, 2019 at 08:16AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2ymxpwk
via IFTTT
No comments:
Post a Comment