Pages

Monday, April 1, 2019

Membaca Sejarah Ereveld, Makam Kehormatan Belanda di Cimahi

Ereveld letaknya berada di belakang pemakaman umum Leuwi Gajah

REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Berkunjung ke Kota Cimahi, tidak salahnya bagi anda datang ke Ereveld (Makam Kehormatan Belanda) yang berada di Jalan Kerkof, Leuwi Gajah, Kota Cimahi. Letaknya berada di belakang pemakaman umum Leuwi Gajah. Di sana, ribuan orang Belanda dan penduduk Indonesia yang bekerja ke orang Belanda dimakamkan.

Saat anda memasuki gerbang pintu masuk Ereveld, mata anda akan langsung tertuju kepada ribuan tanda makam berbahan kayu berwarna putih. Pada tiap tiap tanda tersebut, terdapat nama-nama orang yang meninggal dan asal wilayahnya.

Namun, sebagian nama-nama pada tanda tersebut hanya bernama onbeken alias tidak dikenal. Bentuk pada tanda makam yang ada di kuburan tersebut pun berbeda menunjukan orang yang dimakamkan beragama Islam, Kristen laki-laki dan Kristen perempuan, Yahudi, Budha dan makam masal.

Di depan pintu masuk pun, anda akan menemukan monumen umum dan di bagian belakang makam yaitu monumen Jonyu Maru. Jonyu Maru yaitu kapal kargo Jepang yang membawa ribuan pekerja paksa (romusha) tahun 1944.

Kapal tersebut diserang kapal selam Inggris dan tenggelam hingga memakan korban 5600 orang pekerja paksa dan termasuk 4000 pekerja Indonesia. Ereveld Leuwigajah merupakan salah satu dari tujuh makam kehormatan Belanda di Indonesia.

Pengurus Ereveld, Franky Tuhumury mengungkapkan makam kehormatan Belanda di Leuwigajah ada pada tahun 1959. Saat itu, katanya kondisinya masih sama seperti pemakaman umum pada umumnya. Namun, pada tahun 1960, keberadaan Erevald mulai dibenahi dan diperbaiki lebih bagus.

"Tahun 60an dibaguskan, mereka (orang Belanda) yang meninggal di kamp konsentrasi di Cimahi tahun 1945 oleh Jepang dimakamkan disini (Erevald)," ujarnya saat ditemui di pemakaman, Senin (1/4).

Dirinya mengungkapkan, tanah yang digunakan untuk makam tersebut milik pemerintah Indonesia. Kemudian diserahkan dan dihibahkan kepada pemerintah Belanda. Menurutnya jumlah makam saat ini mencapai 5000. Namun, awal-awal masih sedikit.

"Dulu tidak sebanyak ini, ada pindahan dari Kalimantan dan Sumatera. Sedangkan di Cimahinya sedikit," katanya. Ia mengatakan, orang-orang yang dibunuh di kamp konsentrasi pun terdapat warga Indonesia yang bekerja dengan Belanda.

Tiap tahun pada tanggal 4 Mei, pihaknya selalu menaikan bendera setengah tiang dan pada 15 Agustus bendera naik diatas sebagai bentuk peringatan perang dunia kedua.

Selain itu, pada bulan Mei, Juni dan Juli sering datang rombongan warga dari Belanda yang akan berziarah. Termasuk individu-individu yang ingin mengetahui nenek moyangnya dengan datang ke Erevald.

"Kami agak terbuka untuk umum supaya (orang-orang) bisa melihat dan siapa tahu ada keluarga yang dengar dan ada keluarganya disini," katanya.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2HQaAYQ
April 01, 2019 at 04:40PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2HQaAYQ
via IFTTT

No comments:

Post a Comment